Airlangga Akrab dengan Bamsoet: Golkar kan Satu

Airlangga Akrab dengan Bamsoet: Golkar kan Satubamsoet dan airlangga di acara caleg golkar. ©2019 Merdeka.com/istimewa
Dua caketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet) terlihat akrab di acara malam penghargaan caleg Golkar terpilih 2019-2024. Keduanya, sempat cipika cipiki hingga duduk satu meja bersama tokoh senior Golkar Akbar Tanjung, Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical).
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjelaskan, kontestasi merupakan hal biasa. Para mantan ketum Golkar juga berhubungan baik hingga sekarang.
"Partai Golkar ini kan satu, tentu kontestasi ini sesuatu yang biasa, tadi kan satu meja juga ada Pak Akbar, Pak Agung, kemudian juga Aburizal Bakrie," kata Airlangga usai memberi penghargaan caleg DPR RI terpilih di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Minggu (15/8) malam.
"Dan dalam periode ini kan dalam empat tahun ini, lima tahun ini Pak Aburizal jadi ketua umum, Pak Agung jadi ketua umum, Pak Akbar pernah jadi ketua umum, jadi kita cair saja," sambungnya.
Airlangga tak menjawab lugas apakah bersepakat dengan Bamsoet agar persaingan keduanya sehat. Dia hanya ingin partai beringin tetap kompak.
"Tentu kita jaga soliditas partai, tadi kita mengingatkan bahwa kita ini bersatu, seluruh DPP hadir, seluruh caleg hadir," kata menteri perindustrian itu.
Menurutnya, Bamsoet juga apresiasi dengan acara penghargaan caleg Golkar terpilih malam ini. Airlangga pun tak menjawab apakah Bamsoet sudah izin maju menjadi pesaingnya.
"Ini kan ada waktunya nanti di Munas," pungkasnya.
1 dari 1 halaman

Sempat Sarapan Bareng

Sebelumnya, Bamsoet dan Airlangga sempat sarapan bareng. Keduanya bicara tentang Munas Golkar. Namun, pertemuan itu tak membuat keduanya bersepakat. Malah, Bamsoet menegaskan, keduanya tak menemukan titik temu yang disetujui bersama.
"Kemarin kita sarapan bareng, kita bicara dari hati kehati bagaimana Partai Golkar ya kita sepakat untuk tidak sepakat," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (11/9).
Bamsoet mengatakan, kondisi Golkar saat ini tengah keluar dari AD/ART, mulai dari jadwal rapat dan metode rapat yang tak pernah terjadi sebelumnya, seperti adanya rapat-rapat kecil dan rapat divisi.
"Jadi ikuti di pedoman organisasi selesai, aturannya rapat ya rapat, pleno ya pleno, rapat harian ya rapat harian, gitu saja. Kegaduhan itu kan timbul karena 'ketakutan' kalau ada rapat akan mendesak Munas kan. (padahal) Tidak bisa karena Munas kan ada mekanismenya," kritik Bamsoet.
Seperti diketahui, rapat didesak oleh sebagian kader Golkar adalah terkait Musyawarah Nasional partai yang ingin dimajukan ke Bulan Oktober 2019. Padahal sejatinya, hal itu dilangsungkan Desember.
Namun Bamsoet berpendapat, percepatan dilakukan karena ada keinginan dari suara di bawah dan sejarah Munas di Oktober yang sekaligus menggelar pelantikan dan ketua umum baru, bertepatan ulang tahun partai.
"Jadi bukan setelahnya, jadi sebenarnya fleksibel saja ikuti keinginan di bawah," Bamsoet menandasi. [rnd]
Share:

Recent Posts