Bambang Soesatyo: Saya Sudah Izin Airlangga Maju Munas Golkar

Bambang Soesatyo: Saya Sudah Izin Airlangga Maju Munas GolkarAirlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. ©2019 Merdeka.com/ Liputan6.com/JohanTallo
 Dua Caketum Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Airlangga Hartarto tampak akrab di acara malam penghargaan caleg Golkar, Minggu (15/9). Keduanya cipika cipiki dan satu meja bersama tokoh senior Golkar lainnya.
Bamsoet menilai, tak ada yang istimewa soal keakrabannya dengan Airlangga. Dia hanya ingin partai beringin tidak pecah.
"Ya enggak ada artinya. Kan memang di Golkar itu persaingan ada, tapi toh kita bersahabat. Tetap kita sama-sama menjaga agar Partai Golkar tidak pecah," kata Bamsoet di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Minggu (15/8) malam.
Ketua DPR itu menyebut, kompetisi dibolehkan, tapi persahabatan tetap terjaga. Dia pun berjanji dengan Airlangga bertanding secara demokratis.
"Saya sudah bertemu dengan Pak Airlangga, dan sudah izin untuk maju sebagai calon ketum partai Golkar dan beliau mempersilakan dan kita berjanji bertanding secara demokratis, dan terbuka," tuturnya.
Bamsoet pun senang partai Golkar menggelar acara penghargaan caleg malam ini supaya partai kompak.
"Kalau perlu tiap hari bikin acara ini pasti bagus," tukasnya.

Sempat Sarapan Bareng

Sebelumnya, Bamsoet dan Airlangga sempat sarapan bareng. Keduanya bicara tentang Munas Golkar. Namun, pertemuan itu tak membuat keduanya bersepakat. Malah, Bamsoet menegaskan, keduanya tak menemukan titik temu yang disetujui bersama.
"Kemarin kita sarapan bareng, kita bicara dari hati kehati bagaimana Partai Golkar ya kita sepakat untuk tidak sepakat," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (11/9).
Bamsoet mengatakan, kondisi Golkar saat ini tengah keluar dari AD/ART, mulai dari jadwal rapat dan metode rapat yang tak pernah terjadi sebelumnya, seperti adanya rapat-rapat kecil dan rapat divisi.
"Jadi ikuti di pedoman organisasi selesai, aturannya rapat ya rapat, pleno ya pleno, rapat harian ya rapat harian, gitu saja. Kegaduhan itu kan timbul karena 'ketakutan' kalau ada rapat akan mendesak Munas kan. (padahal) Tidak bisa karena Munas kan ada mekanismenya," kritik Bamsoet.
Seperti diketahui, rapat didesak oleh sebagian kader Golkar adalah terkait Musyawarah Nasional partai yang ingin dimajukan ke Bulan Oktober 2019. Padahal sejatinya, hal itu dilangsungkan Desember.
Namun Bamsoet berpendapat, percepatan dilakukan karena ada keinginan dari suara di bawah dan sejarah Munas di Oktober yang sekaligus menggelar pelantikan dan ketua umum baru, bertepatan ulang tahun partai.
"Jadi bukan setelahnya, jadi sebenarnya fleksibel saja ikuti keinginan di bawah," Bamsoet menandasi. [rnd]
Share:

Recent Posts